FAQ

Mengapa Peran Juru Bahasa Isyarat Penting bagi Tuli?

Juru Bahasa Isyarat (JBI Memiliki peran tidak ternilai dan banyak manfaat bagi individu/komunitas Tuli.

1. Menjembatani Komunikasi antara Tuli dengan Orang Dengar

Kebanyakan Tuli dan dengar berkomunikasi secara kurang efektif dibanding ketika ada Juru Bahasa Isyarat. Tuli dengan keterbatasan bahasa verbal akan memiliki kesulitan berkomunikasi dengan orang dengar.

Maka, peran Juru Bahasa Isyarat membuka hambatan komunikasi agar lebih efektif antara Tuli dengan orang dengar.

2. Meningkatkan Akses Informasi dan Komunikasi

Keterbatasan akses komunikasi dan informasi akan memicu hambatan perkembangan intelektual dan produktivitas Tuli. Oleh karena itu, Juru Bahasa Isyarat harus hadir menyediakan akses komunikasi dan informasi bagi Tuli

3. Meningkatkan Kesadaran Interaksi Tuli yang Lebih Baik bagi Publik

Bagi khalayak umum yang belum pernah berinteraksi dengan Tuli, akan memiliki ketidaknyamanan dalam berkomunikasi karena keterbatasan informasi tentang budaya interaksi Tuli.

Dengan adanya JBI, maka publik akan lebih memahami bahwa Tuli tidaklah berbeda dengan khalayak umum, perbedaannya hanya cara berkomunikasi dan akses menerima informasi di beberapa aspek tertentu.

Kiat-Kiat Berkomunikasi dengan Tuli yang menggunakan Juru Bahasa Isyarat (JBI)


1. Berbicara langsung dengan Tuli, Bukan Juru Bahasa Isyarat (JBI)

Hindari mengucapkan "Tolong bilang ke dia", "Sampaikan ke dia, ya (Tulinya)". Berhadapan langsung dengan Tuli selama percakapan berlangsung (Tuli akan melihat JBI supaya bisa menerima pesan yang tersampaikan oleh lawan bicara)

2. Berbicara dengan Lugas dan Stabil

Berbicara engan nada normal. Pada situasi tertentu JBI akan meminta untuk berbicara pelan atau mengulangi informasi. JBI perlu mendengarkan informasi dengan jelas agar bisa menyampaikan informasi dengan terjemahan yang akurat.

3. Memastikan Setiap Lawan Bicara Berbicara dengan Jeda Tertentu.

Pada pertemuan berkelompok, pastikan untuk meminta setiap lawan bicara berbicara bergantian dengan jeda sementara, supaya JBI bisa lebih siap untuk menjurubahasakan informasi pada giliran lawan bicara berikut.

4. JBI Butuh Waktu Lebih untuk Menjurubahasakan.

Agar penyampaian informasi akurat, maka memberikan waktu lebih dengan menunggu JBI selesai menjurubahasakan akan sangat membantu sebelum menunggu lawan bicara memulai percakapan lagi. Dikarenakan Tuli akan kesulitan bila menyimak 2 informasi visual dalam waktu bersamaan (menyimak JBI dengan mencerna informasi visual berupa presentasi/gambar/poster, dsb), dimohon memberi waktu lebih untuk Tuli menyelesaikan mencerna informasi sebelum melanjutkan pembicaraan.

5. Hindari Bertanya Pendapat tentang Informasi/Acara Pertemuan ke JBI.

Baiknya bertanya langsung ke Tuli sebagai hadirin. JBI memiliki kode etik sebagai perantara komunikasi yang netral dan profesional di sisi Tuli. Jangan berasumsi bahwa JBI tahu seluk beluk acara atau janji acara lain tentang hadirin Tuli. Oleh karena itu, selalu bertanya langsung ke Tuli yang didampingi JBI.

6. Penjurubahasaan Bahasa Isyarat Menguras secara Pikiran dan Fisik terutama Gerakan.

JBI membutuhkan jeda istirahat setiap 30-60 menit sehingga perlu bekerja secara tim (tidak dapat dipisahkan satu sama lain) agar dapat bergiliran sesuai dengan situasi.